Kamis, 26 Januari 2012

Kesehatan Jiwa


KESEHATAN JIWA
Pada saat ini ada kecenderungan penderita dengan gangguan jiwa jumlahnya
mengalami peningkatan. Data hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SK-RT) yang
dilakukan Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun
1995 menunjukkan, diperkirakan terdapat 264 dari 1000 anggota Rumah Tangga menderita
gangguan kesehatan jiwa. Dalam kurun waktu  enam tahun terakhir ini ,  data tersebut
dapat dipastikan meningkat karena krisis ekonomi dan gcjolak-gejolak lainnya
diseluruh daerah. Bahkan masalah dunia internasionalpun akan lkut memicu terjadinya
peningkatan tersebut.
Studi Bank Dunia (World Bank) pada tahun 1995 di beberapa negara
menunjukkan bahwa  hari-hari produktif 'yang hilang atau  Dissabiliiy Adjusted Life
Years (DALY's) sebesar 8,1% dari Global Burden of Disease, disebabkan oleh masalah
kesehatan jiwa. Angka ini  lebih tinggi dari pada dampak yang disebabkan penyakit
Tuberculosis(7,2%), Kanker(5,8%), Penyakit Jantung (4,4%) maupun Malaria (2,6%).
Tingginya masalah tersebut menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa merupakan salah
satu masalah kesehatan masyarakat yang besar dibandingkan dengan masalah kesehatan
lainnya yang ada dimasyarakat.
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 yang dimaksud dengan
"Kesehatan" adalah:
"Kesehatan  adalah  keadaan  sejahtera  dari  badan, jiwa dan  sosial  yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis".
Atas dasar definisi Kesehatan tersebut di atas, maka manusia selalu
dilihat sebagai  satu  kesatuan yang utuh (holistik). dari  unsur "badan"
(organobiologik), "jiwa" (psiko-edukatif) dan
sosial” (sosio-kultural), yang tidak
dititik beratkan pada “penyakit” tetapi   pada   kualitas   hidup   yang   terdiri   dan  
"kesejahteraan"   dan “produktivitas sosial ekonomi”.
Dan definisi tersebut juga tersirat bahwa "Kesehatan Jiwa" merupakan bagian
yang tidak terpisahkan (integral) dari "Kesehatan" dan  unsur utama dalam menunjang
terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh.
Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan
"Kesehatan Jiwa" adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai
unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:   2
"Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan
fisik,   intelektual    dan   emosional   yang   optimal    dari   seseorang   dan
perkembangan   i tu   berjalan   selaras  dengan   keadaan   orang   lain".   Makna
kesehatan    jiwa    mempunyai    sifat-sifat    yang    harmonis    (serasi)    danmemperhatikan   semua   segi-segi   dalam   kehidupan   manusia   dan   dalam
hubungannya dengan manusia lain. 
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan  jiwa adalah bagian integral dari
kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan
sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.
Seseorang yang “sehat jiwa” mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1.  Merasa senang terhadap dirinya serta
o  Mampu menghadapi situasi
o Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup
o Puas dengan kehidupannya sehari-hari
o Mempunyai harga diri yang wajar
o Menilai   dirinya   secara   realistis,   tidak   berlebihan   dan   tidak  
pula merendahkan
2.  Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta
o Mampu mencintai orang lain
o Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
o Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda
o Merasa bagian dari suatu kelompok
o Tidak "mengakali" orang lain dan juga tidak membiarkan orang
lain "mengakah" dirinya
3.  Mampu memenuhi tuntutan hidup serta
o Menetapkan tujuan hidup yang realistis
o Mampu mengambil keputusan
o Mampu menerima tanggungjawab
o Mampu merancang masa depan
o Dapat menerima ide dan pengalaman baru
o Puas dengan pekerjaannya
Untuk   mencapai  jiwa   yang  sehat   diperlukan   usaha   dan   waktu   untuk
mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa bayi
hingga   dewasa,   dalam  berbagai   tahapan  perkembangan.   Pengaruh   lingkungan
terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat.   3
Salah satu cara untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri
yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir,
cara berperan, dan cara bertindak. 
Penilaian diri seseorang positif apabila seseorang cenderung:
o  Menemukan kepuasan dalam hidup
o Membina hubungan yang erat dan sehat
o Menetapkan tujuan dan mencapainya
o  Menghadapi maju mundurnya kehidupan
o Mempunyai keyakinan untuk menyelesaikan masalah
Penilaian diri seseorang negatif apabila seseorang cenderung:
o  Merasa hidup ini sulit dikendalikan
o Merasa stres
o  Menghindari tantangan hidup
o Memikirkan kegagalan

Beberapa upaya untuk membangun penilaian diri:
1.  Seseorang harusjujur terhadap diri sendiri.
2. Berupaya mengenali diri sendiri dan belajar menerima semua kekurangan
dan kelebihannya.
3.  Bersedia memperbaiki diri sendiri untuk mengatasi kekurangannya
4. Menetapkan     tujuan     dan     berusaha     mencapainya     dengan    
tidak membandingkan diri sendiri dengan orang lain
5. Selalu berusaha untuk mencapai yang terbaik sesuai dengan kemampuan,
tetapi tidak boleh terlalu memaksakan diri sendiri.

Apabila seseorang mengalami perubahan maka akan tcrjadi reaksi baik secara
jasmani maupun kejiwaan yang disebut dengan stres. Sebagai contoh misalnya para
karyawan atau manajer merasakan stres apabila ada pekerjaan yang menumpuk atau
jika ada kesulitan dalam hubungan kerja.
Stres dapat terjadi pada setiap orang  dan pada setiap waktu, karena stres
merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak dapat dihindarkan. Pada
umumnya orang menyadari adanya stres, namun ada juga yang tidak menyadari hahwa
dirinya mengalami stres.
Reaksi seseorang terhadap stres dapat bersifat positif maupun dapat bersifat
negatif. Reaksi yang bersifat negatif atau merugikan, jika terjadi keluhan atau   4
gangguan pada orang tersebut. Reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yang
menjadi pendorong agar orang berusaha. Stres yang bersifat negatif/merugikan dapat
terjadi apabila stres terlalu berat atau berlangsung cukup lama.
Faktor yang menyebabkan stres disebut sebagai stresor. Ada beberapa macarr
penyebab stres:
o  Stresor fisik/jasmani, antara lain:
Suhu dingin/panas, suara  bising, rasa sakit, kelelahan fisik, polusi
udara, tempat tinggal tak memadai dan sebagainya. 
o Stresor psikologik, antara lain:
Rasa takut, kesepian, patah hati, marah, jengkel, cemburu, iri hati 
o Stresor sosial-budaya, antara lain:
Hubungan    sosial,    kesulitan    pekerjaan,    menganggur,    pensiun,   
PHK, perpisahan, perceraian, keterasingan, konflik rumah tangga.

Stres dapat berpengaruh terhadap keadaan jasmani dan kejiwaan seseorang:
o  Reaksi yang bersifat jasmani dapat berupa:
Jantung berdebar-debar, otot tegang, sakit kepala, sakit perut/diare,
lelah, gangguan makan, eksim.
o Reaksi yang bersifat kejiwaan dapat berupa:
Sukar konsentrasi, sukar tidur, cenderung menyalahkan orang lain,
cemas, menarik di r i ,  menyerang, mudah tersinggung. 
o Pada tahap yang berat stres dapat menimbulkan:
Penyakit fisik (misal tekanan darah  tinggi, asma berat, serangan jantung
dan sebagainya)

Stres tidak dapat dicegah akan tetapi dapat dikendalikan, berikut ini terdapat 12
langkah pengendalian stres:
1.  Merencanakan masa depan dengan lebih baik:
Belajar hidup tertib dan teratur dan menggunakan waktu sebaikbaiknya.
2.  Menghindari membuat beberapa perubahan besar  dalam saat yang
bersamaan:
Misalnya pindah rumah, pindah pekerjaan dan sebagainya. Memberi
waktu untuk   menyesuaikan   diri   terhadap  setiap   perubahan  yang 
baru sebelum melangkah lebih lanjut.   5
3.  Menerima diri sendiri sebagaimana adanya
4. Menerima lingkungan sebagaimana adanya
5.  Berbuat sesuai kemampuan dan minat
6.  Membuat keputusan yang bijaksana
7. Berpikir positif
8. Membicarakan   persoalan   yang  dihadapi   dengan   orang   lain   yang  
dapat dipercaya
9. Memelihara kesehatan din sendiri
10. Membina persahabatan dengan orang lain
11. Meluangkan waktu untuk diri sendiri:
Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau rekreasi
12. Melakukan relaksasi:
Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk
mengendorkan ketegangan otot yang diakibatkan oleh stres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar